Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta, Kaysan Najib Murtaza menciptakan alat deteksi stunting. Siswa yang duduk di kelas 12 ini menceritakan bahwa robot pendeteksi stunting tersebut sudah dirancang sejak tahun 2022 bersama teman dan juga orang tua. Hingga tahun 2024, calon Duta Genre ini mengatakan masih mempergunakan robot tersebut dalam mendeteksi kasus stunting. “Robot tersebut telah saya desain sejak 2022 bersama tim saya dan ibu saya sebagai pendukung dan motivator saya. Robot tersebut telah saya gunakan untuk mendeteksi kasus stunting. Kinerja robot tersebut masih saya gunakan sampai sekarang untuk mencegah stunting,” kata Kaysan ketika wawancara dengan media saat mengikuti seleksi calon Duta Generasi Berencana (Genre) di Aula Kantor Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surakarta pada Selasa (2/7/2024).
Dalam pekerjaannya, robot itu dapat mendeteksi berat badan melalui sensor berat, mendeteksi tinggi melalui sensor ultrasonik. Setelah terdeteksi robot akan secara otomatis memberikan tiga keterangan. Pertama adalah ketika terdeteksi stunting maka robot akan mengeluarkan susu, kedua jika terdeteksi normal maka akan mengeluarkan vitamin C. Sedangkan yang ketiga ketika terdeteksi obesitas maka akan mengeluarkan snack rendah kalori.
Lebih lanjut, Siswa MAN 1 Surakarta ini menceritakan sudah mencoba memperkenalkan ke Puskesmas agar bisa dipergunakan. Namun hingga saat ini belum ada informasi terkait penggunaan robot buatannya. “Sempat saya ajukan ke Puskesmas, cuma belum ada feedback lagi, karena waktunya juga bulan puasa jadi kita perlu tindakan lebih lanjut lagi,” imbuhnya. Robot yang dibuat dengan biaya Rp350 ribu itu diberi nama Stun-G yang berarti stunting emas. Nama tersebut diberitakan karena Kaysan terinspirasi dengan mencegah stunting menuju Indonesia Emas. Calon Duta Genre ini sangat meyakinkan bahwa presentasi ketepatan robot buatannya dalam mendeteksi anak-anak terindikasi stunting mencapai angka 95 persen.