Pembinaan takmir masjid se-Kota Surakarta yang diselanggarakan dengan mengambil tema “Sarasehan Masjid Yang Ramah Anak” oleh Seksi Bimas Kankemenag Kota Surakarta diselenggarakan di Sukoharjo Ballroom Hotel Sahid Jaya Solo, pada Rabu, 12 Oktober 2022. Audiensi yang dilibatkan dalam “Sarasehan Masjid Yang Ramah Anak” datang dari takmir (pengurus masjid se-Kota Surakarta) dan lintas sektoral tingkat kecamatan sejumlah kurang lebih 30 orang. Kasi Bimas Islam, Umi Khozanah Mujtahidah membuka acara dan kemudian dilanjutkan oleh Kakankemenag Kota Surakarta, Hidayat Maskur yang memberikan sambutan berisi arahan untuk para takmir masjid mewujudkan masjid yang ramah anak.
Hidayat Maskur memberikan pengarahan yang maknanya dipandang besar memberikan social impact. “Menjaga ukhuwah bersama menuju masjid ramah anak butuh rangkulan, butuh asuhan dari kita”, ujarnya. Adanya perbedaan pemikiran merupakan hal yang wajar. Itu merupakan tugas kita bagaimana tetap menjaga toleransi, ketertiban, ukhuwah persatuan dan menata hati. Surakarta merupakan satu kota yang kecil namun panggungnya besar. Menjadikan masjid yang ramah anak bukanlah suatu hal yang mustahil. Penyediaan sarana dan prasarana yang ramah bagi anak, pendampingan dan pengawasan dari orang tua kepada anak saat di masjid serta pengarahan dari takmir masjid tentang bagaimana menciptakan rumah ibadah yang aman, nyaman, dan bebas dari intervensi politik dan suatu golongan apapun perlu dikelola sebaik mungkin dan dipikirkan untuk jangka waktu yang panjang.
Materi lain yang diberikan kepada takmir masjid yakni Manajemen Masjid yang disampaikan oleh Joko Sarjono, PAIF Kecamatan Pasar Kliwon. Manajemen Masjid menekankan untuk mengoptimalkan fungsi masjid sebagai rumah ibadah dan tempat pendidikan agama bagi anak. Pekerjaan rumah bagi kita semua adalah tentang hari ini bagaimana yang awalnya kita melarang orang-orang ke masjid karena pandemi, akhirnya sekarang kita bersama memakmurkan masjid, mengajak orang-orang kembali datang ke masjid tanpa membawa identitas tertentu. Indonesia bukanlah negara sekuler. Dengan tidak menjadikan masjid sebagai tempat politik dan hal-hal lain yang tidak perlu, kita sudah dapat dikatakan berusaha sebagai muslim yang sebaik-baiknya dan sadar untuk mencapai kesejahteraan bersama demi terwujudnya masjid yang ramah anak. (rmd)