Kota Surakarta (Humas) – Seksi Pendidikan dan Keagamaan Islam (PAKIS) Kankemenag Kota Surakarta kembali menggelar Rapat Koordinasi Entry EMIS 4.0 yang kali ini, Rabu (06/03/2024) diperuntukan bagi Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ) Kota Surakarta, setelah sebelumnya diperuntukan bagi Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah. Bagus Sigit Setiawan selaku Kasubbag Tata Usaha hadir untuk membuka rakor, mewakili Hidayat Maskur selaku Kepala Kantor, yang juga sedang bertugas pada kegiatan MTQ Kota Surakarta dan Persiapan Pemberangkatan Jamaah Haji Tahun 2024 pada tempat yang berbeda.
Didampingi Achmad Arifin selaku Kasi PAKIS, Bagus Sigit menyampaikan bahwa fokus utama penyelenggaraan rakor ini adalah berkaitan dengan pemenuhan kewajiban pendataan LPQ di Kota Surakarta. Tujuan penyelenggaraan rakor ini juga selaras dengan Peraturan Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI Nomor 91 Tahun 2020 tentang Pengembangan Pendidikan Islam.
Total jumlah LPQ yang ada di kota Surakarta ini mencapai 400. Sebanyak 100 perwakilan LPQ yang tersebar dari 5 Kecamatan di kota Surakarta dihadirkan dalam rakor. Bagus Sigit menekankan bahwa EMIS ini penting untuk dicermati agar para perwakilan dari LPQ (Ustad/ Ustadzah) yang hadir dapat memenuhi kebutuhan data yang berkaitan dengan manajamen dan tata kelola. Atas dasar data yang terinput pada EMIS, informasi tersbeut dapat digunakan sebagai landasan untuk penyusunan regulasi bidang Pendidikan Islam.
Asas saling kerjasama antara pengurus LPQ dan Kankemenag Kota Surakarta dijunjung tinggi agar pengisian data untuk pemenuhan kebutuhan LPQ di daerah-daerah oleh Pemerintah ini dapat benar-benar diisikan secara nyata, akurat, dan terkini
‘Kalau kebutuhan terpenuhi, Insya Allah mutu dan daya saing akan meningkat. Jadi, EMIS ini saya mohon untuk dicermati dan kita saling kita kerjsama. Judul kegiatan ini adalah rapat koordinasi. Koordinasi yang dimaksud adalah peserta yang hadir ini melakukan kordinasi dengan Kemenag,’ ujar Bagus Sigit.
Dampak jangka panjang untuk di kemudian hari, apabila EMIS mampu memberikan data dan informasi sesuai dengan yang ada di lapangan, pemetaan akan kebutuhan LPQ yang disusun juga akan berdampak pada peningkatan mutu, daya tawar dan daya saing LPQ. Langkah Pemerintah melalui EMIS untuk perluasan akses merupakan indikator adanya kepedulian yang baik dari Pemerintah terhadap Pendidikan Al-Qur’an di Solo. Ketersediaan LPQ harus bisa mengimbangi, berbanding lurus dengan minat dan bakat yang ada.
Berkaitan dengan peningkatan mutu dan daya saing LPQ, Bagus Sigit memberikan arahan singkat namun lugas. Disampaikannya bahwa saat ini terjadi fenomena gap, masyarakat menganggap bimbingan belajar (bimbel) untuk pengetahuan umum dan lembaga kursus bahasa asing seperti bahasa Inggris atau bahasa Perancis lebih penting dari pendidikan soft skill.
Situasi yang demikian dirasa Bagus Sigit hampir sama dengan zaman sejarah, pasca perang Jawa tahun 1830, Pakubuwono ke X merasa prihatin karena perkembangan pesantren dibandingkan dengan pendidikan kolonial itu jauh ketimpangannya.
Untuk itu, diawali dari rakor Entry EMIS 4.0 bagi LPQ ini, Bagus Sigit berharap agar para ustad/ ustadzah mencermati dengan seksama, mengisikan data yang benar dan sesuai, kemudian kebutuhan LPQ di daerah dapat terpenuhi dan hasil akhirnya didapat LPQ sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas, memiliki daya tawar dan mampu bersaing dengan lembaga pendidikan informal lainnya.
‘Saya berharap, kedepan LPQ bisa setara dengan lembaga kursus bahasa asing yang bisa dikatakan kelas atas, mutu nya sama!,’ ujar Bagus Sigit.
Arahan kemudian dilanjutkan oleh Achmad Arifin yang juga menyinggung evaluasi perolehan prestasi bidang Pendidikan Islam beberapa tahun terkahir, untuk perwakilan kota Surakarta mengalami kemunduran. Achmad Arifin juga berharap agar EMIS benar-benar diperhatikan agar tujuan peningkatan mutu LPQ dapat tercapai sehingga pengingkatan prestasi pada ajang kompetisi bidang Pendidikan Islam dapat kembali meningkat.
Memasuki ke sesi acara inti, pemaparan materi untuk bimbingan teknis Entry EMIS 4.0 diampu oleh Junianto Samhudi, Pelaksana Seksi PAKIS sekaligus Operator EMIS PD. Pontren. Berbagai kendala dan ketidakpahaman dari ustad/ ustadzah yang hadir telah disampaikan dan diberikan masukan yang dapat memecahkan masalah tersebut. Junianto Samhudi berpesan agar isian pada data EMIS jangan sampai kosong. Penting untung diisikan data yang sesuai dan relevan. (rmd)