Kota Surakarta (Humas) – Menjelang Pemberangkatan Calon Jemaah Haji (CJH) Kota Surakarta Tahun 1446 H/ 2025 M Kloter SOC 77 pada Jumat (23/05/2025) dan SOC 78 pada Sabtu, (24/05/2025), bertempat di Aula Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) pada Selasa (20/05/2025), Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta melalui Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Mangayubagyo Pemberangkatan Pemberangkatan Jemaah Haji yang akan digelar oleh Pemerintah Kota Surakarta di Pendhapi Gede pada Jumat sore.
Dipimpin langsung oleh Kepala Seksi PHU Umi Khozanah Mujtahidah, rakor ini dihadiri oleh dua belas Aparatus Sipil Negara (ASN) Kankemenag Kota Surakarta selaku Panitia Pemberangkatan dan Pemulangan Haji 2025, serta perwakilan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) se-Kota Surakarta. Jalannya rakor fokus membahas persiapan seremonial Mangayubagyo Pemberangkatan, jadwal masuk Embarkasi Donohudan Boyolali, serta teknis operasional seperti pembagian transportasi, petugas bus, dan kelengkapan atribut. Himbauan khusus juga disampaikan untuk meminimalisir kendala dan menjamin kenyamanan CJH sejak keberangkatan hingga pemulangan.
Tidak hanya itu, pengiriman koper besar haji juga menjadi concern dalam rakor dan rencananya akan dikirim ke Kemenag Kota Surakarta pada Kamis (22/05/2025) mulai pukul 08.00 WIB. Dalam hal ini, Kankemenag Kota Surakarta kembali menggandeng KBIHU untuk mengakomodir pengumpulannya dari Jemaah dan kemudian mengirimkannya ke Kankemenag Kota Surakarta. Bagi CJH non KBIHU, dapat mengirimkan langsung ke Kankemenag Kota Surakarta. Koper Haji akan langsung dikirimkan ke Embarkasi Donohudan Boyolali, setelah administrasi diverifikasi.

Umi Khozanah menyatakan, seluruh persiapan diarahkan berprinsip layanan prima untuk mewujudkan haji mabrur, haji ramah lansia dan disabilitas.
“Tambahan informasi, bagi Jemaah yang menggunakan kursi roda, tidak boleh diwrapping. Kursi roda harus dibawa atau dalam artian dipakai ketika nanti masuk Asrama Haji. Tidak boleh dikirim karena nanti di sana akan ditotak. Begitu, nggih Bapak/ Ibu,” pungkas Umi Khozanah Mujtahidah.
Terselenggaranya rakor ini diharpakan dapat menjadi langkah untuk meminimalisir miskomunikasi dan meningkatkan akurasi layanan ibadah haji. Pemantauan evaluatif akan terus dilakukan hingga prosesi haji usai. (rmd)