Kota Surakarta (Humas) – Dalam rangka memenuhi capaian indikator kinerja pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Agama, serta untuk meningkatkan kualitas data Indeks Literasi Kitab Suci, melalui Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) selama bulan Oktober 2025 hingga awal November 2025, akan dilaksanakan kegiatan Survei Literasi Kitab Suci Tahun 2025. Survei bertujuan untuk mengukur skor Indeks Literasi Kitab Suci per agama secara nasional, sehingga dapat menjadi dasar rekomendasi kebijakan Kemenag dalam meningkatkan literasi kitab suci.
Menyambut agenda penting ini, Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta melalui Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Bagus Sigit Setiawan menerima kunjungan spotcheck dari Balai Pelatihan dan Pengembangan (Litbang) Agama Semarang pada Kamis (30/10/2025). Tim surveyor lapangan yang ditugaskan oleh Balai Litbang Agama Semarang adalah Novita Dwi Ariningrum dan Ari Yani Mahmud. Kehadiran mereka merupakan bagian dari proses pemantauan dan validasi untuk memastikan kelancaran dan akurasi pelaksanaan survei di lapangan.
Novita Dwi Ariningrum menyatakan bahwa tahun 2025 menandai evolusi penelitian Kemenag dari yang sebelumnya berfokus pada Literasi Al-Qur’an menuju Analisis Indeks Literasi Kitab Suci masyarakat Indonesia yang lebih komprehensif. Perluasan cakupan ini didasari oleh capaian gemilang Survei Nasional Literasi Al-Qur’an sebelumnya, yang pada tahun 2023 mencatat nilai indeks sebesar 66,038 dan tergolong dalam kategori tinggi. “Dengan nilai indeks yang tinggi di tahun 2023, menunjukkan bahwa adanya potensi besar untuk mengembangkan literasi Kitab Suci. Maka, Kemenag RI di tahun 2025 berencana melakukan riset Literasi Kitab Suci Masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Ia lebih lanjut memaparkan kerangka dimensi yang digunakan, mengacu pada pendekatan Survei Nasional Literasi Al-Qur’an sebelumnya. Pada dimensi membaca, survei memperhatikan tingkat pengenalan huruf hijaiyah, kemampuan membaca huruf menjadi kata, kelancaran membaca Al-Qur’an, serta kemampuan membaca sesuai tajwid. Sementara untuk dimensi menulis, dua aspek yang menjadi perhatian adalah kemampuan menulis huruf Al-Qur’an dan kemampuan menulis kata atau kalimat Al-Qur’an.

Perluasan cakupan survei ini juga selaras dengan enam jenis literasi yang diakui secara internasional menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Gerakan Literasi Nasional (2017), yang mencakup literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, keuangan, serta budaya dan kewargaan. Hal ini menegaskan bahwa literasi kitab suci dipandang sebagai landasan penting dalam membangun kompetensi literasi yang lebih luas di masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Bagus Sigit Setiawan menyatakan komitmen penuh dan dukungan Kantor Kemenag Kota Surakarta untuk menyukseskan pelaksanaan survei ini. Ia menekankan bahwa dukungan ini merupakan bentuk kontribusi nyata Kankemenag di tingkat daerah dalam mendukung kebijakan strategis nasional.
“Kami siap mendukung penuh dan memastikan kesuksesan survei ini. Potensi besar untuk mengembangkan literasi Kitab Suci di Indonesia harus kita dukung bersama agar internalisasi nilai-nilai agama bagi pemeluknya dapat semakin optimal,” ujarnya.
Ia juga berharap, melalui survei yang mencakup berbagai aspek ini tidak hanya angka indeks yang didapat, tetapi juga dapat menggali potensi gagasan atau aksi nyata yang konstruktif. Diharapkan masukan dari lapangan ini dapat mewujudkan pelayanan keagamaan yang lebih tepat sasaran dan berdampak luas bagi peningkatan kualitas kehidupan beragama masyarakat Kota Surakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Dengan demikian, Survei Literasi Kitab Suci Tahun 2025 tidak hanya menjadi sebuah kegiatan statistik biasa, melainkan sebuah langkah strategis untuk memetakan landasan moral dan spiritual bangsa. Peran serta aktif seluruh pihak, termasuk Kankemenag Kota Surakarta, menjadi faktor penentu dalam keberhasilan menyajikan data yang akurat sebagai pondasi untuk menetapkan kebijakan sehingga menghasilan output layanan keagamaan yang lebih inklusif dan berdampak di masa depan. (rmd)
			
















