Kota Surakarta Surakarta (Humas) – Penilaian Final Monitoring dan Evaluasi Lomba Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA) Kota Surakarta Tahun 2025 kategori jengjang sekolah menengah atas (SMA/SMK/MA); sekolah menengah pertama (SMP/MTs; SD/MI); pendidikan anak usia dini (PAUD/TK/RA/BA, dan SLB), telah usai digelar pada Rabu (24/9/2025) bertempat di Area Teater Terbuka Taman Cerdas Jebres, Kota Surakarta oleh Pemerintah Kota melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB) Kota Surakarta. Kegiatan rutin tahunan ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung Pemerintah Kota Surakarta dalam memberi bukti konkrit implementasi predikat sebagai Kota Layak Anak yang memiliki sistem pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya dari pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha untuk menjamin pemenuhan hak serta perlindungan khusus anak.

Rangkaian penilaian monitoring dan evaluasi SRA Kota Surakarta telah dimulai sejak bulan Agustus, dengan tahapan sosialisasi pengumpulan dan pemenuhan borang, pengiriman video bagi finalis dan presentasi/wawancara kepala sekolah/madrasah oleh para dewan juri pada acara puncak final Rabu kemarin. Bobot penilaian atas borang yang dikumpulkan 50%; video yang memuat esensi pelaksanaan dan inovasi dalam pelaksanaan SRA, serta ketepatan durasi waktu 25 %; dan presentasi/wawancara terhadapkepala sekolah/madrasah 25%. Dewan Juri berasal dari unsur Dinas pendidikan, DP3A-P2KB, Yayasan KAKAK Surakarta, dosen/akademisi dari UNS, pengawas Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Kota Surakarta yang diwakili oleh Pengawas Pendidikan Agama Fuadah Islam dan Pengawas Pendidikan RA dan Madrasah, Sarkin dan Sri Hartati.
MAN 2 Surakarta dalam ajang SRA telah meraih juara 3 tahun 2023, dan juara 1 serta juara umum 1 tahun 2024 dan kini berhasil mempertahankan prestasi SRA Kota Surakarta sebagai juara 1 kategori SMA/SMK/MA dengan perolehan akumulasi nilai 322 poin. Capaian ini diraih atas sinergi seluruh teamwork MAN 2 Surakarta dengan 3 pilar kesuksesan bekerja keras, ikhlas, dan cerdas dengan keterlibatan semua elemen madrasah.

Tahun 2025, MAN 2 Surakarta mengusung konsep inovasi SRA dengan SRABI CINTA: Sekolah Ramah Anak Berdampak Inklusif Cerminan Iman dan Taqwa, integrasi program SRA dengan kurikulum berbasis cinta pada kementerian Agama yang bermuara pada terwujudnya visi madrasah dengan indikator Sapta Prestasi Madrasah (Aklakul Karimah, Keagamaan, Sain dan teknologi, Bahasa dan Budaya, Olah raga dan Seni, Life Skills dan Etrepreneurship, dan Tata kelola dan Infrastruktur). SRABI Cinta dicapai melalui 8 strategi utama yang disebut Asta Karya, yaitu:
1. GEMPITA: Gerakan Mengukir Prestasi dan Talenta,
2. MEDIASI: Media Edukasi, Informasi dan Literasi,
3. BANG SAR LINGJAR: Pengembangan Sarana Lingkungan Belajar;
4. BANG POTASIRU: Pengembangan Tari Kreasi Baru
5. BANG PRIMUS: Pengembangan pribadi Muslim;
6. BANG TAKE: Pengembangan Tata kelola;
7. EDUPRENERTCH: Education Entrepreneur based Technology;
8. WASTRA: Pengawasan Siswa Tertib Rapi Akhlakul Karimah.

Selain MAN 2 Surakarta, Raudhatul Athfal (RA) Nurul Huda Solo juga berhasil meraih juara 2 untuk sekolah kategori jenjang. Hasil penilaian para dewan Juri diumumkan langsung oleh ketuan dewan juri setelah selesai presentasi dan wawancara. Penghargaan, sertifikat dan apresiasi pembinaan akan diserahkan langsung oleh Walikota Surakarta pada acara khusus.
“Selamat kepada RA Nurul Hudan dan MAN 2 Surakarta berhasil sabet juara dua dan satu di Lomba Sekolah Ramah Anak. Terima kasih atas seluruh kerja keras dan kerja hebat tim. Kami tutur bangga dan Bahagia untuk kalian semua,” ungkap Kepala Kankemenag Kota Surakarta Ahmad Ulin Nur Hafsun yang turut hadir dalam Final Lomba SRA membersamai Astrid WIdayani usai launching program GEMARI. (ljr/rmd)


















