Surakarta (Humas) – Rapat Kerja Tahun Anggaran 2025 di ikuti oleh Kepala Kantor, KaSubbag TU, dan Kasi/Penyelenggara Kemenag Kota Surakarta, Perencana serta Pengelola Anggaran (04/02). Giat dibuka oleh KaSubbag TU,Bagus Sigit Setiawan dengan menyampaikan arahan bahwa tugas pimpinan dalam hal ini Kasi/Penyelenggara harus mampu menyelaraskan tugas yang di usung, dan melaksanakan pemerataan tugas pada staffnya.
Dalam sambutannya, Bagus juga mengungkapkan makna dari Mars Kementerian Agama yang harus dijadikan pedoman dalam bekerja. “Semua nilai yang terkandung dalam Mars Kemenag sudah dituangkan dalam e-Kinerja kita,” ujar Bagus. Ia berharap seluruh pegawai dapat menerapkan nilai-nilai yang dijelaskan dalam lagu tersebut dalam setiap tugas dan tanggung jawab mereka.
Selanjutnya, dalam sesi Evaluasi Pelaksanaan Anggaran yang dipimpin oleh Perencana Ahli Madya, Zaidah Rhosida, disampaikan bahwa tantangan serupa dari tahun-tahun sebelumnya tetap ada, yakni pentingnya meminimalisir revisi DIPA. Zaidah juga menekankan bahwa untuk mendukung efisiensi anggaran, ada beberapa langkah yang perlu diambil, di antaranya menunda belanja modal yang belum memiliki kontrak, mengurangi belanja ATK dan pencetakan, serta mengurangi kegiatan yang bersifat seremonial. Ia juga menyarankan agar rapat, seminar, dan pelatihan dilaksanakan secara online.

“Selain itu, konsinyering yang tidak diperlukan, belanja kehumasan yang tidak prioritas, pembatasan perjalanan dinas, serta penghapusan belanja banner atau spanduk juga harus dipertimbangkan,” lanjut Zaidah. Ia juga menegaskan bahwa efisiensi hanya akan dilakukan untuk belanja yang berkaitan dengan daya, jasa, dan pemeliharaan aset yang penting.
Kepala Kankemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, turut hadir untuk memimpin telaah RKAKL DIPA dan mempersiapkan rencana anggaran untuk tahun 2025. Dalam arahannya, Ahmad Ulin mengingatkan bahwa dalam penyusunan program, harus mengacu pada prinsip SMART. “Program harus memenuhi kriteria Spesifik (tujuan harus jelas dan rinci), Measurable (tujuan harus dapat diukur), Achievable (tujuan harus dapat dicapai),” ujarnya.
Ia juga menjelaskan pentingnya aspek Relevant, yaitu tujuan yang harus sesuai dengan kenyataan, serta Time-based, yaitu tujuan yang memiliki batas waktu yang jelas. Untuk mencapai kriteria SMART, Ahmad Ulin mengingatkan pentingnya tujuh sumber daya yang dimiliki, yaitu Manusia, Uang, Alat/Mesin, Metode, Pasar/Sasaran, Waktu, dan Lain-lain. Ahmad Ulin mengajak seluruh pegawai untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya ini demi pencapaian tujuan yang optimal. (may)