Surakarta (Humas) – Kemenag Kota Surakarta mengikutsertakan 40 penyuluh lintas agama dan staff serta mengajak kurang lebih 60 Penyuluh Lintas Agama Soloraya dalam Training of Trainer (ToT) Sektor Jasa Keuangan yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (11/06). ToT ini diselenggarakan di Aula Lt.2 Kantor OJK Surakarta dan merupakan tindak lanjut dari MoU antara Kementerian Agama RI dan OJK dalam dalam pengembangan literasi keuangan.
Hadir dalam kegiatan bertema “Gencarkan Bulan Literasi Keuangan”, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta, Kepala OJK Solo, Pimpinan PT Bank Syariah Indonesia.Tbk sera narasumber lainnya. Dalam sambutannya, Kepala Kantor Ahmad Ulin Nur Hafsun mengapresiasi dan memberikan penghargaan kepada OJK atas penyelenggaraan ToT sebagai upaya meningkatkan pengetahuan Pemuka dan Penyuluh Agama terhadap literasi keuangan. Ulin Nur mengatakan, literasi keuangan sangat penting disosialisasikan kepada masyarakat agar dapat mengelola keuangan dengan baik, terhindar dari utang, khususnya pinjaman online illegal, dan judi online serta bisa merencanakan masa depan yang lebih baik.
“Kemajuan ilmu dan teknologi juga kemudahan akses menyebabkan banyak yang terjerat Pinjol dan judol. Ini merupakan kondisi yang sangat menyedihkan karena kurangnya literasi keuangan sehingga mereka tidak mampu membedakan mana lembaga keuangan yang legal maupun tidak. Serta tidak mengetahui tentang seluk beluk Lembaga jasa keuangan dengan baik,” tegasnya.
“Bahwa literasi keuangan merupakan hal penting bagi setiap individu untuk pengambilan keputusan. Sehingga, kelak lahir pemuka dan penyuluh agama yang memiliki pemahaman tentang keuangan serta menjadi duta-duta literasi keuangan dimasa yang akan datang,”pungkasnya menutup sambutan.
Sementara itu ,Kepala OJK Solo, Eko Haryanto menyampaikan bahwa sektor jasa keuangan merupakan investasi yang penting untuk meningkatkan pemahaman literasi keuangan. Ia menjelaskan bahwa sektor jasa keuangan menjadi salah satu sektor yang turut berkontribusi dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Kurangnya pemahaman dan rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat berakibat masyarakat terjebak pada investasi Ilegal. Secara umum masyarakat Indonesia belum memiliki pemahaman yang baik mengenai karakteristik berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan. “Menyikapi kondisi tersebut, dijelaskan bahwa kegiatan ini sangat urgens bagi Pemuka dan Penyuluh Agama untuk meningkatkan literasi keuangan dan memahami industri jasa keuangan,”tuturnya.
Narasumber kegiatan ini merupakan tim gabungan dari OJK, Jasa Raharja, PT Bursa Effek Indonesia dan BSI. Para narasumber memberikan beberapa materi yang membahas tentang: Pengenalan OJK, Perencanaan Keuangan, dan Waspada Kejahatan Keuangan. Di dalam materi-materi tersebut ada beberapa hal yang dapat menjadi perhatian Pemuka dan Penyuluh Agama serta masyarakat pada umumnya, seperti tips pengelolaan keuangan, memilih investasi, merencanakan dan mengelola keuangan, dan literasi dan inklusi keuangan.

Contohnya, seperti yang disampaikan Wira Adibrata, Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Jateng 2 dengan materi Pasar Modal. Bahwa ada beberapa yang tergabung dalam Financial Rules, diantaranya ; lakukan riset mandiri sebelum investasi, jangan bandingkan kondisi keuangan diri sendri dengan orla, jangan berfikir cepat kaya instant, dan jangan pinjam uang untuk investasi. “Juga dalam pengelolaan keuangan, harus jeli dengan komposisinya, 5% amal ibadah, 55% konsumsi, 15% tagihan, 10% dana darurat dan 15% investasi, dan jika memang tak ada dana tersisa maka jangan dipaksa,”ujarnya.
Di akhir acara, beruntung beberapa peserta Kemenag Surakarta mendapatkan hadiah karena berhasil mengerjakan Pretes dan Postest dengan waktu singkat dan nilai terbaik. (ksm/my)