Surakarta (Humas) – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, turut hadir dan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan Kampanye 16 Hari Tanpa Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak yang diselenggarakan oleh DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk) Pemkot Surakarta. Kampanye yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak ini juga dihadiri oleh Walikota Surakarta, Teguh Prakoso, pada Sabtu (8/12).
Dalam sambutannya, Plt. Kepala DP3AP2KB, Purwanti, menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki beberapa tujuan penting, antara lain meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kekerasan, memperkuat penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta membangun kerja sama yang solid dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap kelompok rentan tersebut. Kegiatan ini juga berfokus pada penggunaan metode yang lebih efektif dalam memberantas kekerasan dan menunjukkan solidaritas bersama untuk menciptakan Surakarta yang bebas dari segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Kampanye yang dihadiri oleh lebih dari 350 orang ini melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga penyedia layanan perlindungan perempuan dan anak, akademisi, masyarakat Surakarta, serta OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait. Dalam kesempatan tersebut, Walikota Surakarta, Teguh Prakoso, menyampaikan keprihatinannya mengenai maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sering muncul dalam pemberitaan. “Hampir setiap hari, setiap menit ada berita tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kita perlu mencari akar penyebabnya, apakah karena kemiskinan atau faktor ekonomi, yang menjadi faktor terbesar,” ungkapnya. Teguh juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik, mental, dan jiwa dalam upaya mencegah kekerasan.
Ahmad Ulin Nur Hafsun, Kepala Kankemenag Surakarta, juga memberikan dukungan penuh terhadap kampanye ini. “Kita semua tahu, perempuan dan anak adalah tulang punggung bangsa di masa depan. Semua agama mengajarkan rasa kasih sayang, terutama terhadap perempuan dan anak-anak. Mari bersama-sama kita wujudkan Surakarta sebagai kota yang benar-benar bebas dari kekerasan terhadap perempuan dan anak,” tegasnya.
Sebagai bagian dari kampanye, peserta melakukan orasi dan long march dimulai dari titik car free day di depan Wisma Batari dan berakhir di Balaikota Surakarta, menunjukkan solidaritas dan komitmen bersama untuk melawan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dengan adanya kampanye ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan semakin meningkat, serta tercipta lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan bagi perempuan dan anak di Kota Surakarta. (may)