Ikatan Guru Raudlatul Athfal Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta menggelar lomba guru berprestasi karya best practise sebagai tindak lanjut dari workshop publik speaking dan pelatihan best practise. Lomba guru berprestasi karya best practise bertema ‘Inovasi Pembelajaran Penguatan Karakter Peserta Didik Berbasis Budaya lokal’ ini diikuti sebanyak 14 guru RA se-Kecamatan Banjarsari di Gedung RA Miftahul Jannah Surakarta(25/02). “Selamat kepada peserta, panjenengan adalah juara dan jawara. Lomba ini menjadi titik awal bagi njenengan untuk beraksi, berkreasi, inovasi menjadi pendidik yang hebat,” ujar Ketua PC IGRA Kecamatan Banjarsari, Suryani Wulandari saat mengawali sambutan.
Wulan berharap karya best practice peserta lomba ini tetap berlanjut walaupun lomba sudah selesai. “Jangan hanya terputus pada kegiatan lomba saja, tetapi jauh ke depan, apa yang sudah panjenengan keluarkan baik tenaga, pikiran, materi bisa bermanfaat untuk umat,” lanjutnya. Ia mengajak para peserta lomba untuk berniat ibadah ketika mengikuti lomba ini. “Dan tujuan terakhir adalah karya ini menjadi amal jariyah yang memperberat amal di yaumil akhir. Jadi niatkan untuk ibadah supaya panjenengan lebih bersemangat,” pungkasnya. Penilaian lomba guru berprestasi karya best practise meliputi aspek orisinalitas, relevansi gagasan, kebermanfaatan konten, keruntutan penulisan, dan presentasi.
Juri lomba guru berprestasi karya best practice, Ria Winanti dan Durotun Nikmah yang kemudian memberikan saran dan masukan kepada peserta usai mempresentasikan karya best practisenya untuk perbaikan karya best practice di depannya. Ria memberikan apresiasi yang baik terhadap lomba ini. “Alhamdulillah lombanya sangat terencana, peserta mampu presentasi dengan baik dan sangat baik nilai presentasi sangat bagus, percaya diri, menggunakan pantun. Meski peserta ada yang pengalaman pertama, ini sesuatu yang luar biasa dari sembilan Satuan Pendidikan, peserta mencapai empat belas orang,”ujarnya.
“Panitia sangat kompak, terencana, karena diawali dengan workshop public speaking, pelatihan best practice, terus implementasi. Dan luar biasa, ada peserta yang mengangkat Bercerita dengan waktu. Bahasa Daerah, Unggah ungguh, dan lain-lain.” tuturnya.
Pengawas RA Kementerian Agama Kota Surakarta, Sarkin, memberikan dukungan yang baik terhadap lomba guru berprestasi karya best practise. “Lomba semacam ini sangat baik dan perlu ada tindak lanjut, sabagai manifestasi hasil pembelajaran,” ujarnya. Sarkin menjelaskan tentang manfaat best practise bagi seorang guru. “Best Practice merupakan suatu yang lazim dan harus dilakukan oleh setiap guru sebagai dokumen diri, hal ini sangat bermanfaat terutama bagi guru dalam rangka menyiapkan diri untuk mengikuti lomba guru berprestasi yang setiap tahunnya diadakan oleh Kementerian Agama,” lanjutnya.
Ia menegaskan tentang pentingnya sosok guru dalam pembelajaran. “Terlepas dari hal tersebut guru adalah sosok yang sangat penting dalam pembelajaran, utamanya ketulusan dan keikhlasan dalam menghantarkan generasi penerus bangsa yang memilki karakter kejujuran, kedisiplinan, keimanan, keberanian, sopan santun haruslah dimulai dari diri pendidik yakni melalui pernyataan keotentikan karya dan pernah mengalaminya.”tegasnya. Ia berharap melalui kegiatan lomba ini bisa membawa Madrasah/RA menjadi Madrasah/RA yang betul mandiri dan berprestasi sesuai dengan pernyataan Direktur KSKK Tagline Madrasah Mandiri Berprestasi ini sengaja Bapak Sarkin usung untuk mengembangkan pendidikan madrasah sebagai bentuk penerapan Transformasi Layanan Umat di bidang pendidikan Islam baik tingkat dasar (Raudlatul Athfal dan MI/Madrasah Ibtidaiah), menengah (MTs/Madrasah Sanawiah) maupun tingkat atas (MA/Madrasah Aliah). (Iba)