Surakarta (Humas) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April, Kementerian Agama Kota Surakarta menindaklanjuti Gerakan Penanaman Satu Juta Pohon Matoa sebagai bentuk implementasi program prioritas penguatan ekoteologi. Gerakan ini menjadi simbol nyata kontribusi Kemenag dalam menjaga lingkungan hidup melalui pendekatan spiritual dan ekologis.
Kegiatan dipusatkan di Masjid Raya Sheikh Zayyed Solo, yang secara simbolis ditandai dengan penanaman pohon matoa oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah-Taj Yasin Maimoen dan Kakanwil Kemenag Prov Jawa Tengah-Saiful Mujab. Kegiatan ini dihadiri oleh tokoh agama, FORKOMPIMDA, serta penyuluh agama dari seluruh Surakarta.
Sementara itu, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Pasarkliwon turut ambil bagian dengan melaksanakan penanaman di berbagai lokasi, seperti MTs Al Islam Jamsaren, Masjid MUI, Masjid Paramosono, Masjid Muttaqin Gabudan, KUA Pasarkliwon, dan Masjid Agung Surakarta.
Kepala KUA Pasarkliwon, Miftah Arif Budi Kusuma menyatakan dukungan penuhnya terhadap gerakan ini. “Penanaman pohon bukan hanya tindakan ekologis, tapi juga ibadah. Kita diajarkan dalam Islam untuk menjadi khalifah yang menjaga bumi. Ini bentuk nyata bahwa penyuluh agama bukan hanya berdakwah di mimbar, tetapi juga lewat aksi nyata untuk kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Selain bertujuan menurunkan suhu bumi, penanaman pohon matoa dipilih karena manfaat kesehatannya yang besar. Matoa yang berasal dari Papua dikenal kaya akan vitamin C dan E serta antioksidan tinggi, yang berperan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan melawan radikal bebas.
Rifki Zamroni, salah satu penyuluh yang terlibat, mengungkapkan rasa syukurnya. “Senang rasanya bisa ikut andil dalam kegiatan ini. Alhamdulillah, bisa membantu menyehatkan bumi kita kembali. Semoga menjadi amal jariyah,” ucapnya.
Gerakan ini sejalan dengan nilai-nilai ekoteologi Islam yang mengajarkan harmoni antara manusia dan alam. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya…” (QS. Al-A’raf: 56).
Ayat ini menjadi dasar spiritual bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah dan ketaatan kepada Sang Pencipta.
Dengan gerakan ini, Kemenag Surakarta berharap bisa menginspirasi lebih banyak pihak untuk bergerak menjaga bumi, dari rumah ibadah, lembaga pendidikan, hingga lini masyarakat terkecil. (syl/my)
Pengawas Kemenag Surakarta Dorong Madrasah Terapkan Deep Learning dan Inovasi Layanan
Surakarta (Humas) - Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kota Surakarta,Sri Hartati melaksanakan kegiatan pembinaan bagi para kepala madrasah dan tenaga kependidikan,...
Selanjutnya