Kota Surakarta (Humas) – Senin (14/04/2025), Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kecamatan Tahun 1446 H/ 2025 M di kota Surakarta dimulai serentak. Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surakarta melalui Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan menggelar kegiatan ini secara serentak di empat lokasi berbeda, menjangkau seluruh calon jamaah haji (CJH) dari lima kecamatan. Red Chilies Hotel menjadi tempat pembinaan bagi CJH Kecamatan Banjarsari, sementara Grand Sahman Hotel melayani Kecamatan Laweyan. Untuk Kecamatan Jebres, bimbingan manasik (bimsik) haji dilaksanakan di Hotel Sahid Jaya, sedangkan CJH dari Kecamatan Pasar Kliwon dan Serengan digabungkan pelaksanaannya di Hotel Dana Solo.
Bimsik haji tingkat kecamatan direncanakan berlangsung selama enam hari (14–19 April 2025. Kepala Kantor Kemenag Kota Surakarta Ahmad Ulin Nur Hafsun, berkesempatan menyampaikan materi pada hari pertama bimsik haji kecamatan Banjarsari dengan judul “Hak dan Kewajiban Jamaah Haji.” Kehadirannya membawa nilai lebih karena tahun sebelumnya, ia bertugas sebagai pembimbing ibadah haji kloter SOC 87, sehingga pemaparannya sarat pengalaman praktis.
Ahmad Ulin Nur Hafsun tidak sekadar menyampaikan teori, melainkan juga membagikan informasi terbaru seputar Standar Layanan Akomodasi dan Penerbangan Haji. Penjelasan rinci seperti ini membantu peserta memvisualisasikan kondisi di Tanah Suci sejak dini.

“Empat lokasi yang kemungkinan nanti akan ditinggali Jamaah asal Indonesia Ketika berada di Mekkah yaitu Syisyah, Raudhah, Misfalah dan Jarwal. Dan Ketika di Madinah, tiga lokasi yang akan ditempati yaitu Janubiyah, Gharbiyah dan Syimaliyah,” terang Ahmad Ulin Nur Hafsun.
Tak hanya itu, Ahmad Ulin Nur Hafsun memberikan tips praktis yang sering dianggap sepele namun krusial, seperti menghafal nama daerah, terminal, dan nomor lambung bis yang digunakan selama di Arab Saudi. “Ini penting untuk meminimalisir risiko tersesat atau tertinggal rombongan. Dan ada satu tambahan aplikasi yaitu Haji Pintar yang saya rekomendasikan untuk diunduh melengkapi dua aplikasi yang kemarin saya sudah jelaskan, yaitu Nusuk dan Kawal Haji,” tegas Ahmad Ulin Nur Hafsun.

Peserta pun terlihat antusias, terlihat dari sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif. Salah satu topik yang mengemuka adalah konsekuensi Open Seat, sebuah kebijakan yang kerap dihindari karena berpotensi mengacaukan jadwal penerbangan jamaah.
Melalui bimbingan ini, Kemenag Kota Surakarta berupaya memastikan CJH tidak hanya memahami tata cara ibadah haji secara syar’i, tetapi juga prosedur logistik dan administrasi. “Estu, kami ingin jamaah berangkat dengan bekal memadai, baik secara spiritual maupun teknis,” tambah Ahmad Ulin Nur Hafsun. Dengan pendekatan yang informatif namun mudah dipahami, peserta diharapkan bisa mengaplikasikan ilmu ini secara langsung saat berada di Tanah Suci. (rmd)