Kota Surakarta (Humas) – Rabu (08/05/2025), Gelar Pusat Layanan Keagamaan (PUSAKA) yang merupakan implementasi program Collaboration and Tolerance Center (CTC), digelar secara perdana oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Laweyan dengan menggandeng sejumlah mitra diantaranya Badan Amil dan Zakat Nasional (BAZNAS), Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam Universitas Negeri Islam (LKBHI- UIN) Raden Mas Said, Forum Penanggulangan Risiko Bencana (FPRB) serta Komunitas Joli-Jolan Kota Surakarta. Dengan dihadiri 100 peserta dari masyarakat umum dan lintas sektor, Gelar PUSAKA menjadi wadah edukasi sekaligus konsultasi untuk isu-isu keagamaan dan sosial.
Kepala KUA Kecamatan Laweyan Rohmat Agung Suprayogi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat. “Melalui Gelar PUSAKA, kami ingin memberikan layanan, mulai dari sosialisasi, konsultasi hingga solusi konkret bagi masyarakat,” ujar Rohmat Agung Suprayogi. Peserta mendapatkan pemaparan materi seputar urgensi jaminan produk halal, pencegahan KDRT dan perlindungan anak, peran BAZNAS, serta pelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana. Setiap sesi dirancang interaktif dengan durasi 15-20 menit, dilanjutkan konsultasi langsung dengan narasumber.
Untuk memaksimalkan manfaat, panitia menyediakan meja konsultasi khusus di bidang pengelolaan zakat, bantuan hukum Islam, lingkungan hidup, sertifikasi halal, dan penanggulangan bencana. “Kami berharap masyarakat bisa memperdalam ilmu atau menemukan solusi dari masalah yang dihadapi,” tambah Rohmat Agung. Kehadiran Komunitas Joli-Jolan turut memeriahkan acara, di mana peserta bisa saling bertukar atau membawa pulang pakaian secara gratis.

Selain aspek edukasi, Gelar PUSAKA juga menekankan aksi nyata melalui penanaman simbolis pohon matoa di lingkungan KUA Kecamatan Laweyan. Bibit matoa turut dibagikan kepada masyarakat dan instansi terkait sebagai bentuk komitmen pelestarian lingkungan. “Ini langkah kecil untuk menginspirasi kesadaran kolektif akan pentingnya ekosistem berkelanjutan,” jelas Rohmat Agung.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta, terutama dari kawula muda yang aktif dalam organisasi keagamaan. Thoha Ulil Albab dari Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Laweyan, menyatakan bahwa Gelar PUSAKA ini menarik baginya karena kegiatan ini mempertemukan berbagai lintas culture, agama dan masyarakat, yang menekankan nilai kemanusiaan dan kebersamaan.

“Selain itu, di acara hari ini ada sosialisasi dari berbagai tema, hukum, FPRB (SAR) dan BAZNAS. Banyak wawasan yang bisa kita ambil dari kegiatan ini,” imbuh Albab (sapaan akrabnya).
Senada dengan Albab, peserta lain, Aidtya juga berharap bahwa kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, tidak hanya sesekali saja dan lebih banyak mengundang masyarakat umum. Sinergi multisektor dalam Gelar PUSAKA dinilai mampu memperkuat peran Kankemenag Surakarta sebagai jembatan antara kebijakan keagamaan dan kebutuhan masyarakat. Ke depan, KUA Kecamatan Laweyan berencana menjadikan Gelar PUSAKA sebagai agenda rutin dengan cakupan materi yang lebih beragam. (rmd)