Kota Surakarta (Humas) – Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum (IIM) Surakarta terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan review kurikulum program pascasarjananya. Setelah melewati tiga periode kelulusan mahasiswa pascasarjana, evaluasi kurikulum dinilai tepat untuk dilaksanakan dalam rangka menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pengguna lulusan. Dalam kegiatan yang berlangsung pada Rabu pagi (22/01/2025), Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, diundang untuk memberikan masukan dalam proses penyempurnaan kurikulum.
Sebagai salah satu pengguna lulusan, Ahmad Ulin Nur Hafsun menyampaikan empat usulan utama yang diharapkan dapat memperkuat kualitas lulusan IIM Surakarta. Turut hadir dalam diskusi tersebut Kepala Kankemenag Kabupaten Sragen, Ihsan Muhadi, serta Kepala Kankemenag Kabupaten Boyolali, Muhammad Miftah. Keempat usulan tersebut berorientasi pada penguatan nilai-nilai moderasi, integrasi nilai agama dalam kehidupan, serta pengabdian kepada masyarakat.
Usulan pertama yang diajukan adalah pentingnya penguatan Moderasi Beragama dalam kurikulum. Menurut Ahmad Ulin, lulusan perguruan tinggi Islam harus memiliki wawasan keagamaan yang moderat agar mampu menghadapi tantangan zaman serta menjadi agen perdamaian di tengah masyarakat yang plural. Konsep ini sejalan dengan program nasional Kementerian Agama dalam membangun harmoni sosial.
Kedua, Ahmad Ulin Nur Hafsun mengusulkan penerapan kurikulum berbasis cinta. Ahmad Ulin menekankan bahwa pendidikan harus mampu mencetak individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang tulus, beriman, dan terbebas dari rasa benci. Dengan pendekatan ini, diharapkan lulusan IIM Surakarta mampu menjadi pribadi yang lebih empatik dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Usulan ketiga adalah integrasi nilai-nilai agama dalam seluruh aspek kehidupan. Ahmad Ulin menekankan bahwa lulusan IIM Surakarta tidak hanya harus memahami ajaran agama, tetapi juga mampu mengejawantahkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan nyata. Dengan demikian, para alumni dapat menjadi figur yang mampu menyebarkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin di berbagai lini kehidupan.
Terakhir, ia mendorong sinergi dalam program Center of Tolerance and Collaboration (CTC) yang telah diluncurkan oleh Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah. CTC diharapkan dapat menjadi wadah bagi lulusan IIM Surakarta dalam berkontribusi kepada masyarakat, khususnya melalui peran KUA sebagai pusat dialog dan penyelesaian permasalahan sosial. Program ini juga selaras dengan poin ketiga dari Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.
“Kami ingin bekerjasama dengan IIM Surakarta, bagaimana kita dapat bersinergi dan berkolaborasi dalam memaksimalkan Tridharma Perguruan Tinggi yang ketiga, yaitu pengabdian masyarakat, melalui program CTC di KUA yang mengarahkan KUA menjadi wadah dialog untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat,” tutur Ahmad Ulin Nur Hafsun.
Dengan adanya review kurikulum ini, diharapkan IIM Surakarta dapat semakin memperkuat perannya dalam mencetak lulusan yang memiliki kompetensi akademik unggul, berjiwa moderat, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat. Keempat usulan yang disampaikan oleh Kankemenag Kota Surakarta diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman dan tantangan global di masa depan. (rmd)