Surakarta (Humas) – Sebanyak 75 Ketua Komite dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se-Kota Surakarta berkumpul dalam Diskusi Pendidikan bertema “Era Kebijakan Baru Menuju Era Kontribusi Komite Sekolah Baru”, Jumat (2/5/2025), di MTs Negeri Surakarta 1.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Forum Komunikasi Komite Sekolah (FKKS) Kota Surakarta sebagai langkah untuk menyamakan persepsi tentang konsep dan peran komite sekolah/madrasah di era kebijakan pendidikan yang terus berubah. Acara tersebut menghadirkan narasumber lintas sektor, mulai dari dinas pendidikan, akademisi, peneliti sosial, hingga Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surakarta.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, menekankan pentingnya sinergi antara sekolah, masyarakat, dan komite. “Orang tua pasti menginginkan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka. Tapi jika kita mengambil sikap yang ragu-ragu, maka kita justru membatasi aksi kita sendiri,” ujarnya. Ia menambahkan, bahwa komite harus berani bertindak, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan sekolah atau Kemenag. “Ini bukan sekadar administrasi, tapi upaya bersama membangun mutu pendidikan madrasah,”tuturnya.
Diskusi panel juga menghadirkan akademisi Universitas Sebelas Maret, Prabang Setyono, yang menyoroti pentingnya pemahaman mendalam terhadap Permendikbud Nomor 75 Tahun 2024. “Komite itu seperti kopling dalam mobil. Ia menentukan kapan harus menekan gas dan kapan harus mengerem. Fungsinya strategis, bukan sekadar formalitas,” tegas Prabang.
Hal senada diungkapkan oleh Kangsur Suroto, pegiat dan peneliti sosial, yang mengajak peserta berpikir kritis melalui presentasinya yang berjudul “Komite Sekolah Masih Perlu (kah?)”. Ia mempertanyakan, “Kalau memang masih diperlukan, lalu untuk apa? Jangan sampai komite justru menjadi ‘perpanjangan tangan’ sekolah, padahal ia harusnya mewakili suara orang tua,”tegasnya.
Sementara itu,Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta, Dian Renata, menyoroti perlunya perubahan pola pikir komite sekolah. “Kita butuh revitalisasi mindset komite. Komite harus dilibatkan sejak tahap perencanaan, bukan hanya di akhir. Mereka dan kepala sekolah harus punya visi yang sama,” ujarnya dengan tegas.
Lebih lanjut, Ketua Dewan Pendidikan Kota Surakarta, Joko Riyanto, berharap keberadaan komite bisa terus didukung secara kelembagaan. “Komite memberi peluang besar untuk berkiprah. Kami berharap kepala sekolah bisa memberikan SK berkelanjutan. Komite yang aktif bisa menyebarkan praktik baik dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan,” tuturnya.
Dengan keterlibatan langsung Kemenag Kota Surakarta, diskusi ini menjadi tonggak penting dalam penguatan fungsi komite di lingkungan madrasah. Kemenag tidak hanya hadir sebagai pengawas, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam memastikan madrasah melibatkan orang tua dan masyarakat secara aktif, partisipatif, dan akuntabel. (may)
Masya Allah .. koordinasi luar biasa demi pendidikan semakin berkualitas
Koordinasi yg baik demi pendidikan yang berkualitas