Kota Surakarta (Humas) – Di era digital yang pesat, penyebaran syiar Islam membutuhkan adaptasi kreatif. Menjawab tantangan ini, Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Surakarta melalui Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam menggelar Pelatihan Konten Kreator bagi Penyuluh Agama Islam pada Kamis (17/04/2025) di Hotel Paragon Solo. Kegiatan ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan membuat konten dakwah yang efektif dan masih aman dalam koridor kode etik profesi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Menurut Kasi Bimas Islam Achmad Arifin, pelatihan ini dirancang untuk memperluas jangkauan dakwah melalui pemanfaatan internet. “Semoga acara yang kami selenggarakan hari ini, di kemudian hari dapat memberikan manfaat untuk proses penerangan agama Islam agar lebih maksimal lagi dan lebih luas lagi jangkauannya,” ujar Achmad Arifin. Harapan tersebut disampaikannya karena dengan meningkatnya pemahaman media sosial, syiar Islam bisa lebih maksimal dalam menjangkau masyarakat lebih luas.
Kepala Kankemenag Kota Surakarta Ahmad Ulin Nur Hafsun, menekankan pentingnya inovasi digital. “Pesan visual melalui media sosial lebih cepat dan tak terbatas dibanding pertemuan fisik,” jelasnya. Pemilihan hotel sebagai venue pun disengaja untuk memicu kreativitas peserta dalam menciptakan konten orisinal.
Arlianto Kurniawan (Arli Kurnia), praktisi ekonomi syariah dengan 1 juta subscriber YouTube, membagikan kunci sukses konten dakwah. “Konten menjai viral itu tidak ada strategi khusus. Tapi untuk jadi viral, ini bisa diikhtiarkan. Contohnya issue atau trend emas yang lagi viral hari ini,” ungkap Arli Kurnia. Ia menekankan pentingnya konsistensi niche dan optimasi profil media sosial.

Arli mengajak sejumlah 40 orang yang terdiri dari penyuluh agama Islam dan ASN Kankemenag Kota Surakarta lainnya yang menjadi peserta hari ini, langsung praktik membuat konten. “Dunia maya sama dengan dunia nyata. Mulailah dengan foto profil terbaik dan perhatikan keseragaman konten,” tegas Arli Kurnia. Ia juga membagikan tips copywriting, seperti pentingnya judul menarik dengan merujuk buku Hypnotic Writing karya Joe Vitale.
Materi kedua disampaikan Kepala Bidang IT Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surakarta Taufan Redina Adi Purnama, tentang tata kelola media sosial bagi ASN. Peserta diajak memahami regulasi dan batasan dalam bermedsos, termasuk menjaga citra institusi dan menghindari konten sensitif.
Pelatihan ini diharapkan menjadi pionir transformasi dakwah digital di Surakarta. Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif. Peserta antusias mengikuti seluruh rangkaian, siap mengaplikasikan ilmu untuk syiar yang lebih masif. (rmd)