Orang tua siswa Raudlatul Athfal Paripurna Al Ma’shum yang memiliki wadah bernama Jaringan Orang tua Siswa dan Sekolah (JOSS) kembali mengadakan Kajian Keluarga Joss (26/02). Salah satu wali siswa, Nikmah Septina Astuti selaku Ketua Joss RA PALMA memberikan penjelasan bahwa kajian keluarga Joss ini adalah kali pertama pada tahun 2023. “Selama pandemi, kajian keluarga Joss ini tidak bisa dilaksanakan. Dan Alhamdulillah hari ini kajian keluarga Joss yang merupakan program dari komite RA Palma bisa terlaksana,” ujarnya. Kegiatan dilaksanakan di Aula Mittqum dihadiri oleh Kepala RA PALMA dan kurang lebih 150 orang yang terdiri dari siswa dan orangtuanya.
Kepala RA Palma, Chabibatul Basyariyah memberikan harapan terkait diselenggarakannya kegiatan keluarga Joss. “Kami mengharapkan agenda ini dapat dijadikan momentum silaturahmi sesama orang tua siswa maupun dengan pihak sekolah. Jadi, mari kita gunakan untuk mempererat ukhuwah di antara kita, saat ini, sampai anak-anak besar nanti,” ujarnya.
Materi kajian keluarga disampaikan oleh Dinar Handayani, Konselor Rumah Tangga dari Rumah Keluarga Indonesia. Beberapa hal yang ditekankan bahwasanya pria dan wanita itu berbeda meliputi otak, emosi, dan romansa. “Pada usia 0 sampai 18 tahun, otak pria berkembang dominan sebelah kanan, setelah itu baru berkembang sama dengan otak kanannya, sehingga lebih kaya ide, hikmah dan solusi, lebih tertarik kepada benda, dan pada anak pria lebih cenderung santai dan bermain-main. Pada usia 0 sampai 6 tahun, otak wanita berkembang secara bersama antara kanan dan kiri, namun otak kanan tetap kalah dibanding pria, sehingga anak perempuan di usia sekolahnya cenderung lebih pintar dalam segala hal,” ungkapnya.
Dinar juga menjelaskan tentang perbedaan corpus collosum pria dan wanita. “Corpus collosum pria lebih tipis. Otak kanan dan kiri bekerja masing-masing sehingga mudah konsentrasi, tetapi setelah 10 menit pria bisa fokus dan pendengaran menurun yang menyebabkan lelaki tidak bisa melakukan beberapa pekerjaan secara bersamaan. Corpus collosum wanita lebih tebal 30%. Otak kanan dan kiri tersambung lebih banyak sehingga wanita mampu melakukan beberapa pekerjaan secara bersamaan dan sering salah tunjuk arah dan kesulitan membaca peta (hanya 12% yang mudah membaca peta),” lanjutnya. Begitu pula dengan sudut pandang, romansa, tujuan menikah, konflik rumah tangga, dan solusi dari konflik suami istri.
Pemateri mengakhiri dengan sebuah kalimat yang mengharukan. “Cinta sejati tidak datang begitu saja. Banyak proses yang dilalui bersama. Menderita, menangis, dan tertawa bersama,” pungkasnya. (Iba)