Hari Sumpah Pemuda ke-94 diperingati dengan Upacara Bendera di Lap Voli Kemenag Surakarta (28/10). Kegiatan diikuti oleh ASN Kemenag Surakarta, bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Kepala Kankemenag, Hidayat Maskur. Sesuai SE Menag No 30, seluruh peserta upacara mengenakan baju batik lengan panjang. Dalam moment tersebut, ada yang menarik yaitu ditugaskannya KaSubbag Tata Usaha, Bagus Sigit Setiawan sebagai pembaca keputusan Kongres Pemuda Th 1928. Bagus adalah pejabat struktural termuda di Kemenag Surakarta, yang berusia di bawah 40 tahun.
Ia mengaku bangga dapat berperan dan ikut serta menjadi petugas dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda kali ini. Bagus menjelaskan, Kongres Pemuda yang melatari dan kemudian menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan. Sumpah Pemuda mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa dan membuktikan bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”. “Tentu hikmah dari sumpah pemuda tentang persatuan ini penting untuk kita sadari, terlebih di tengah memanasnya situasi belakangan ini, adanya gangguan keamanan, ekstrimisme, tindak intoleran, dan terorisme, yang dapat mencerai-beraikan persatuan bangsa,” tuturnya. Ia menutup dengan sebuah pesan bahwa perstuan kebangsaan ada dalam konsep kajian Islam yaitu ukhuwah wathoniyah yang bermakna persaudaraan sebangsa setanah air.
Dalam upacara bendera, Hidayat Maskur, membacakan amanah Menteri Pemuda dan Olah Raga dan disampaikan pada seluruh peserta upacara. Tertulis dalam amanah tersebut, bahwa sumpah pemuda memberikan pelajaran bagaimana menyikapi perbedaan sikap primordial, suku, agama, ras dan kultur, serta berbagai kepentingan menjadi kekuatan, bukan sebagai faktor yang melemahkan. Tema peringatan sumpah pemuda tahun ini yaitu “Bersatu Bangun Bangsa“. Dalam amanah tersebut kemudian dijelaskan makna dari tema tersebut. “Tema ini memberikan pesan mendalam bahwa bersatu padu adalah harga mati yang harus dikuatkan untuk membangun ketangguhan, dengan ketangguhan dan persatuan menjadi kekuatan untuk melakukan pembangunan peradaban yang unggul sebagai eksistensi Bangsa Indonesia,”lanjutnya.
Sebelum pembacaan Doa, seluruh ASN Kemenag Surakarta menyanyikan lagu perjuangan berjudul “Bangun Pemudi Pemuda” sebagai motivasi bagi diri sendiri, agar tetap bersemangat dan berjiwa muda. (may)