Kegiatan Ibadah Haji telah selesai, ditandai dengan kepulangan seluruh jamaah haji. Jamaah haji Kota Surakarta yang tergabung dalam kloter 41 dan 42 telah pulang ke tanah air sekitar sepekan yang lalu. Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Surakarta mengadakan evaluasi kegiatan ibadah haji yang diikuti oleh Karu, Karom, dan perwakilan KBIH (24/08). Kegiatan dihadiri oleh Kepala Kemenag Surakarta, Dinas Kesehatan dan Dinas Kesejahteraan Rakyat Pemkot Surakarta.
Kasi PHU, Suyono melaporkan bahwa jumlah seluruh jamaah haji total 270, telah kembali ke tanah air dengan kondisi baik dan sehat. “Hanya ada 1 jamaah tanazul, pulang lebih awal ikut kloter 29 dan sampai saat ini terpantau telah sehat,”ujarnya. Ia menambahkan bahwa kegiatan Manasik Haji Sepanjang Tahun akan kembali diadakan. “Karena pandemi, program tersebut sempat berhenti maka segera akan kami mulai lagi agar kedepannya jamaah haji bisa lebih mandiri,”ungkapnya. Suyono berharap bisa bersinergi dengan KBIH untuk berbagi pengalaman dengan para jamaah haji dalam kegiatan tersebut.
Kepala Kemenag Surakarta, Hidayat Maskur mengapresiasi dan berterimakasih pada seluruh pihak terkait kegiatan ibadah haji. “Dari awal sudah merepotkan Bapak Ibu, dari proses pemberangkatan hingga pemulangan, untuk itu mari bersama kitra evaluasi untuk layanan yang lebih baik,”jelasnya. Hidayat menyampaikan bahwa evaluasi akan dilaksanaan berjenjang, mulai dari kab/kota, provinsi hingga nasional.
Kesra dan Dinas Kesehatan Pemkot Surakarta menyampaikan evaluasi termasuk kendala yang di hadapi dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Perwakilan KBIH juga sempat menyampaikan usulannya, terkait adanya identitas khusus yang dimiliki oleh Jamaah Haji Kota Surakarta. Sementara itu, Faradila selaku dokter Tim Kesehatan Indonesia menyampaikan terima kasih pada seluruh petugas baik TPHI, TPIHI, Karu, Karom,serta P3HD yang telah bekerjasama dengan baik. “Petugas tahun ini, sangat kooperatif sehingga membantu kelancaran pemantauan kesehatan jamaah haji, dan jamaah Surakarta kami nilai lebih siap dibanding dengann kab/kota lain,”tuturnya. Beberapa usulan lainnya disampaikan oleh Karu/Karom antara lain; pendampingan voreijder tidak hanya saat keberangkatan namun juga kepulangan, kendala perbedaan identitas jamaah yang berpengaruh pada akses system, dan kondisi psikis jamaah haji yang perlu diperhatikan. (may)