Laboraturium Agama (lep Agana) berkerjasama dengan Kerokhanian Islam (ROHIS) Madrasah Aliayah Negeri (MAN) 2 surakarta menggelar pelatihan dai pelajar 2022. Pelatihan Da’i Pelajar (PDP) berlangsung dalam satu hari, yaitu tanggal 10/3/2022 dengan mengusung tema “Penguatan Jiwa Dakwah dalam Membumikan Karakter Da’i Muda”. Peserta dari pelatihan da’i ini adalah santri boording scool MAN 2 surakarta.
Tujuan dari PDP ini adalah untuk membentuk jiwa-jiwa sebagai kader pendakwah sesuai dengan salah satu visinya, yakni membentuk kader ulama. Perbedaan agenda ini dengan pelatihan dakwah yang lain terletak pada keterampilan dasar berdakwah dan kapasitas menjadi seorang da’i. Hal tersebut tergambar dalam pemilihan materi yang ditentukan. Materi dan narasumber tersebut antara lain: Kepala kemeneterian Agama Kota Surakarta dan Pengajar MAN 2 Surakarta.
Kepala Kemenag Kota Surakarta H. Maskur Hidayat, menjelaskan kegiatan ini harus dilaksanakan karena masih kurangnya para dai muda, dan juga untuk selalu menjaga akhlak para generasi, olehnya itu kaum muda bertanggungjawab terhadap setiap peradaban, maka kerukunan beragama berbangsa harus mampu menghasilkan generasi cerdas menjawab lompatan-lompatan teknologi yang makin canggih. Sehingganya diharapkan kedepannya dakwah di media sosial semakin terarah dan mampu merubah pola pikir para kaum muda untuk tidak terjebak pada keyakinan buta dan bisa menjadi radikal.
Penguatan secara dini harus sudah dilakukan hingga menghasilkan kader-kader moderasi beragama dan menanamkan sikap-sikap positif bahwa naluri berbuat kebaikan ada pada tiap manusia. Yang karenanya pemikiran yang sangat fanatisme bisa terbendung dan meminimalisir tindakan radikal yang bisa memecahbelah umat beragama yang sangat majemuk. Agar lebih mampu meredam ego serta mampu menggunakan sarana media sosial kearah lebih bermanfaat untuk menggiatkan literasi dengan baik. “Yang mampu memahami kaum muda adalah kaum muda itu sendiri makanya diharapkan dai-dai muda lebih agresif memberikan pencerahan dan mengelola zamannya makin bijak untuk selalu memberikan pencerahan secara utuh maka kesepahaman akan terkelola dengan baik dalam berinteraksi di tengah masyarakat”. Katanya.
Hal tersebut selaras dengan pernyataan Sutan Muda Faizal selaku Ketua Panitai“ Pandangan tentang dakwah itu adalah milik generasi tua harus dihapuskan. Karena pada kenyataannya kaum muda juga bisa mengambil peran dalam hal ini. Dibuktikan dengan generasi muda yang sudah banyak berlomba-lomba dalam membuat konten dalam berdakwah. Ditambah lagi kita berada di sekolah kader dan salah satunya untuk menciptakan kader ulama”, adapun tujuan dari palatian dai adalah: 1). Membekali siswa MAN 2 Surakarta tentang fiqhud dakwah yang komprehensif, agar kegiatan dakwah Islamiyah dapat berjalan secara efektif dan efisien. 2). Melatih siswa menggunakan media dakwah secara lisan agar dapat menjadi orator yang ulung, profesional dan berwibawa. 3). Mendalami konsep Islam wasathiyah (moderat) sehingga muatan uraian dakwah dapat tersatukan secara visi dan misi serta dibatasi dalam lingkup nilai-nilai tawassuth (berada pada posisi tengah), tawaazun (keseimbangan), tasaamuh (toleransi) dan i’tidaal (berdiri tegak lurus). 4). Menumbuhkan jiwa dan motivasi dakwah yang tinggi di kalangan siswa, agar dapat menyiapkan diri menjadi da’i-da’i yang ikhlas, militan dan tangguh dalam melanjutkan dakwah Islam di masa depan. Dan 5) Menyiapkan materi tentang fiqhud dakwah guna menyongsong program Safari Ramadhan MAN 2 Surakarta tahun 1443 H / 2022 M. Katanya..
Ngatiman selaku rarasumber menjelasakan Metode dakwah pada saat ini harus mengimbangi perkembangan era digital. Pada saat ini masyarakat sangat mudah berselancar di internet, bukan hanya kalangan muda saja yang menggandrunginya, melainkan golongan tua juga mulai andil beradaptasi dengan internet. Oleh karena itu, perkembangan metode dakwah akan sangat bervariatif. Saat ini muncul berbagai aplikasi yang sedang diminati mulai dari anak-anak sampai orang tua. Keberadaan aplikasi tersebut dapat dijadikan salah satu referensi alat untuk berdakwah. Misalnya saja para influencer muda, mereka memanfaatkan kepopulerannya untuk menyampaikan hal-hal yang positif yang juga merupakan bagian dari dakwah. Ungkapnya
Tema dari pelatihan ini diambil karena perkembangan zaman yang tidak menentu dalam melakukan perubahan. Kaum muda mempunyai posisi sangat strategis untuk menyebarkan kebaikan, ditambah dengan kreasi dan inovasi yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Sekarang ini, zaman semakin mengalami banyak perubahan, banyak aspek dalam kehidupan yang harus mengikuti alur perkembangannya, salah satunya aspek berdakwah. Secara budaya, aktifitas dakwah sendiri biasa melalui ceramah dan lebih banyak dilakukan oleh kalangan tua. Pada zaman sekarang ini dengan teknologi yang berkembang pesat maka metode dalam berdakwah harus semakin bervariasi dan kreatif. (Ng)