Surakarta – Kementerian Agama Kota Surakarta, melalui Pokjaluhn, akan mengadakan acara bedah buku “Perkembangan Wahyu Sebelum Turunnya Al-Qur’an”, di Aula Kemenag, Jum’at (13/09) lusa. Sesuai rencana, kegiatan tersebut akan dihadiri seluruh penyuluh PNS dan non PNS se-Surakarta.
Menurut inisiatornya, Joko Sarjono, kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Sholehan, penyusun buku, yang kini sedang sakit. Dengan dibedahnya buku tersebut, karya itu bisa tersosialisasikan. “Yang jelas beliau,Pak Sholehan (kini) sedang sakit. Kami berharap karyanya yang terbaru itu bisa tersosialisasikan,” terang Joko melalui handphonnya, Rabu (11/9) siang.
Selain itu, menurut Joko, materi yang akan kita angkat memang materi yang sangat jarang sekali orang mendalami. “Kita hanya tahu ada wahyu sebelum ada al Qur’an itu. Seperti, perintahnya Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya (Ismail) dan itu wahyu. Nabi Musa dan lain sebagainya itu juga bentuk perkembangan wahyu,” papar Joko.
Joko menyimpulkan, kalau dikaitkan dengan Surat Al Maidah ayat tiga, yang artinya “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupakan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai islam sebagai agama bagimu,” itu membuktikan bahwa kesatuan tugas para rosul dari nabi Adam sampai nabi yang terakhir Nabi Muhammad AS itu merupakan bentuk suatu kesatuan yang intinya adalah mengesakan Allah.
Bedanya, kata Joko, kalau dulu rasul hanya untuk kaumnya pada masa itu, sedangkan Nabi Muhammad diutus untuk seluruh alam. “Perbedaanya, yang dulu-dulu itu rosul hanya untuk kaumnya pada masa itu. Nabi Muhammad itu ndak, disempurnakan untuk seluruh alam/seluruh dunia,” ungkap Joko.
Dengan diundangnya semua penyuluh, Joko berharap dengan referensi yang banyak penyuluh akan semakin mantap jika berhadapan dengan jamaahnya. “Yang jelas menambah bekal bagi penyuluh ketika nanti berhadapan dengan jamaah. Semakin banyak referensi bagi penyuluh itu kan semakin mantap to dalam penyampaiannya,” bebernya.
Sementara itu, menurut narasumber yang akan membedah buku tersebut, Sulaiman Rohmadi, penyuluh non PNS, mengatakan bahwa kelebihan dari buku tersebut adalah “Kita diajak oleh Pak Sholehan untuk belajar memperaktekkan metodenya Pak Sholehan. Seperti metodenya Pak Baidan “Tafsir Maudlu’i” yang tematik. Tapi, lebih luas lagi,” ujarnya ketika berkunjung di KUA Jebres, Rabu (11/09) pagi.
Buku itu tidak hanya mengutip al Qur’an saja, akan tetapi juga mengutip kitab sebelumnya termasuk diantaranya kitab perjanjian lama. Akan tetapi, penekanannya lebih memperhatikan hubungan antar ayat, surat, hadits dan keterangan ulama. (Soleh)