Untuk membina sikap murid disekolah, dari sekian banyak guru bidang studi, guru bidang studi agamalah yang sangat menentukan, sebab pendidikan agama sangat menentukan dalam hal pembinaan sikap siswa karena bidang studi agama banyak membahas tentang pembinaan sikap dan moral. Demikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta Muslim Umar ketika mengawali sambutannya pada acara pembukaan kegiatan Orientasi Guru Pendidikan Agama Kristen Tingkat Menengah Tahun 2016 di Hotel Pondok Sari 1 Tawangmangu, Karanganyar (Selasa, 10/5).
“Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses belajar dan mengajar. Sehubungan dengan ini, setiap guru sangat diharapkan memiliki karakteristik kepribadian yang ideal” ucap Muslim Umar.
Peran guru adalah ganda, disamping ia sebagai pengajar sekaligus sebagai pendidik. Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka guru memegang peran penting. Oleh sebab itu guru disekolah tidak hanya sekedar mentrasferkan sejumlah ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi lebih dari itu terutama dalam membina sikap danketrampilan mereka.
“Pendidik atau guru punya tanggung jawab yang berat, bukan hanya sebagai pendidik tetapi juga sebagai penyuluh agama yang melekat di hati masing-masing dalam rangka membina umat. Kelemahan yang terjadi adalah diantara kita,bila ada umat melakukan intimidasi, radikalis dan sebagainya perlu dievaluasi”. Ucapnya.
Oleh karena itu dalam kegiatan yang berlangsung selama 4 hari ini (10–13/05) Muslim Umar berpesan bahwa guru mempunyai beberapa tugas, yaitu: pertama tugas guru mengisi otak anak didik dengan ilmu pengetahuan atau mentransfer ilmu. Sebab ciri masyarakat modern saat ini lebih mengedepankan ilmu pengetahuaan. Kedua, tugas guru adalah mengisi nilai-nilai agama (value of religius), nilai-nilai keimanan, nilai ketaqwaan kepada anak didik. Selanjutnya pembentukan amaliah dengan pembiasaan-pembiasaan kepada murid, sehingga budi pekerti akan lahir dan muncul dari satu generasi yang berakhlak mulia.
Lebih jauh Kakankemenag meminta pengajaran tidak berbentuk faham radikal, fanatisme tetapi yang dikehendaki toleransi yang membawa nikmat untuk kita semua, nikmat kebersamaan, kekeluargaan, berbangsa dan bernegara, itulah tugas bapak ibu selaku guru, Pintanya. (abc)