Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, mengajak seluruh peserta Kemah Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan untuk memperkuat semangat kebersamaan, toleransi, dan kemanusiaan demi terwujudnya Kota Surakarta yang rukun dan harmonis. Ajakan ini disampaikan Ulin dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan Kemah Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah IPARI (Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia) Kota Surakarta. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Rabu hingga Kamis (16–17 Juli 2025), bertempat di kawasan hijau Alas Karet, Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Ulin mengungkapkan rasa syukurnya atas keindahan alam Indonesia dan kesempatan untuk berkumpul di lokasi yang sejuk dan asri. “Kita bersyukur dilahirkan di negeri yang indah luar biasa, Indonesia. Dan malam hari ini, kita bersyukur bisa berada di atas gunung hijau, di Kemuning Ngargoyoso, untuk menumbuhkan semangat kita bersama,” ungkap Ulin di hadapan para peserta.
Ulin menjelaskan bahwa kehadiran jajaran Kemenag Kota Surakarta dalam kegiatan seperti ini memberikan dukungan positif dalam membangun Kota Surakarta yang rukun dan harmonis. Ia juga mengulas capaian indeks toleransi Kota Surakarta dalam beberapa tahun terakhir, yang mencatatkan kota ini sebagai salah satu yang paling toleran di Indonesia.
“Pada tahun 2022, Kota Solo pernah menjadi kota paling toleran nomor dua se-Indonesia, lalu turun ke posisi empat, pernah pula berada di peringkat sembilan dan sepuluh, khususnya saat tahun politik 2024. Ini menunjukkan bahwa dinamika sosial kita sangat tinggi, sehingga perlu terus dipupuk semangat kerukunan dan keharmonisan,” paparnya.
Ulin memberikan apresiasi kepada IPARI Kota Surakarta atas inisiatifnya dalam menyelenggarakan kegiatan yang mengangkat tema besar kerukunan dan cinta kemanusiaan ini. Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini memiliki peran penting dalam memperkuat integrasi sosial dan menjaga harmoni antar umat beragama. “Kami berterima kasih kepada teman-teman IPARI yang memiliki inisiatif bagus untuk mengadakan kemah kerukunan dan cinta kemanusiaan,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan tentang Asta Protas Kemenag 2025–2030, delapan program prioritas Kementerian Agama, di mana kerukunan umat beragama dan cinta kemanusiaan menempati posisi paling utama. “Mari sisa waktu enam bulan ke depan ini kita rumuskan dan evaluasi apa yang telah kita lakukan. Gali ide-ide bagus kita. Insya Allah, setelah kembali ke Solo, pikiran kita akan lebih fresh dan sehat, serta membawa IPARI menjadi lebih bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Ulin juga kembali menekankan pentingnya penguatan Moderasi Beragama, program unggulan Kementerian Agama, yang memiliki empat indikator utama: komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penghormatan terhadap kearifan budaya lokal.
“Mari terus kita angkat semangat moderasi beragama ini di tengah kehidupan masyarakat yang beragam di Kota Surakarta. Kami yakin, teman-teman IPARI siap menjadi pelopor kerukunan,” ajaknya penuh keyakinan.
Sebagai penutup, Ulin mengajak seluruh peserta kemah untuk bersama-sama menyanyikan lagu “Ayo Bersatu Bangun Bangsa”, karya mantan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, sebagai bentuk semangat kebersamaan dalam membangun Indonesia yang damai dan penuh cinta
Dalam wawancara terpisah, Ketua IPARI Kota Surakarta, Pardi mengungkapkan tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat toleransi dan penghormatan antar umat beragama. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk membangun sikap saling menghormati dan memahami perbedaan antar umat beragama serta untuk menanamkan rasa kebersamaan di tengah masyarakat yang majemuk.
“Tujuan kami sangat sederhana, namun penting: untuk memperkuat toleransi dan penghormatan antar umat beragama, membangun sikap saling menghormati, dan memahami perbedaan yang ada. Kami ingin memperkenalkan lebih jauh nilai-nilai kebangsaan, seperti Pancasila, UUD 45, NKRI, dan kebinekaan, melalui kegiatan ini,” jelas Ketua IPARI.
Ia juga menambahkan, bahwa melalui kemah ini, peserta diharapkan bisa menumbuhkan kepedulian sosial lintas agama serta mencetak generasi yang tangguh dalam integritas kebangsaan dan keberagaman. Harapannya, kegiatan ini akan membawa dampak positif bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
“Harapannya adalah terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa, terbentuknya jejaring lintas agama yang kuat, serta hubungan antar umat beragama yang semakin erat. Kami ingin nilai-nilai kebangsaan dapat terealisasi dalam kehidupan beragama sehari-hari,” tambahnya.
Dengan semangat tersebut, Pardi berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya memberi manfaat bagi para peserta, tetapi juga bisa memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan keharmonisan di Kota Surakarta dan Indonesia secara keseluruhan.
Kegiatan Kemah Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan yang diselenggarakan oleh IPARI Kota Surakarta tidak hanya menjadi wadah untuk mempererat hubungan antar umat beragama, tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga persatuan dan keharmonisan di tengah keberagaman. Dengan semangat kebersamaan yang terus dipupuk, diharapkan Kota Surakarta dan Indonesia secara keseluruhan dapat menjadi lebih rukun dan damai, seperti yang dicita-citakan oleh seluruh elemen masyarakat. (sol/my)