Surakarta (Humas) – MIN Surakarta menyelenggarakan Rapat Pembagian Tugas yang dilanjutkan dengan kegiatan In House Training (IHT) bertema “Deep Learning” di Grand Larissae (26/06). Kegiatan ini digelar dalam rangka menyambut Tahun Ajaran 2025/2026 dan meningkatkan kapasitas serta profesionalisme seluruh tenaga pendidik dan kependidikan.
Rapat pembagian tugas dipimpin langsung oleh Kepala MIN Surakarta, Anik Ustadah yang menekankan pentingnya pembagian tugas yang adil dan proporsional guna menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan kolaboratif. Dalam arahannya, beliau menyampaikan bahwa kesetaraan dalam pembagian tugas bukan hanya soal beban kerja, tetapi juga soal kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi secara optimal.

“Kami memastikan setiap guru dan tenaga kependidikan memiliki peran yang jelas dan seimbang. Harapannya, melalui pembagian tugas yang merata, setiap individu dapat bekerja lebih optimal dalam mendukung visi madrasah sebagai lembaga pendidikan unggul, berkarakter, dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” tutur Anik.
Setelah sesi pembagian tugas, kegiatan dilanjutkan dengan In House Training bertema “Deep Learning” yang menghadirkan narasumber dari Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Semarang, Junaidi Subroto. Sebanyak 30 guru dan tenaga kependidikan mengikuti pelatihan ini dengan antusias dan semangat belajar tinggi.
Dalam sesi pelatihan, peserta mendapatkan materi seputar pendekatan Deep Learning dalam pembelajaran. Konsep Deep Learning di sini bukan hanya merujuk pada teknologi kecerdasan buatan, tetapi lebih pada pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning approach) di mana peserta didik diajak untuk memahami secara konseptual, mengintegrasikan pengetahuan, serta menerapkannya dalam situasi nyata. Metode ini menekankan pemahaman yang mendalam, berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas.

Junaidi menjelaskan bahwa penerapan deep learning dalam kelas dapat meningkatkan keaktifan siswa, mendorong eksplorasi lebih lanjut, dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih kontekstual. “Guru harus menjadi fasilitator pembelajaran, bukan sekadar penyampai materi. Dengan pendekatan ini, siswa akan lebih terlibat dan memiliki daya nalar yang kuat,” ungkapnya.
Kepala MIN Surakarta berharap melalui IHT ini, para guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman dan karakteristik peserta didik saat ini. “Saya berharap para guru tidak hanya memahami konsep deep learning, tetapi juga dapat mengimplementasikannya di kelas untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, inovatif, dan berpusat pada peserta didik,” tutup Anik. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, MIN Surakarta menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan mutu pendidikan dan kesiapan guru menghadapi tantangan pendidikan masa depan. (ety/may)