Surakarta (Humas) – MTs Negeri 2 Surakarta kembali menegaskan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang peduli terhadap lingkungan sekaligus mandiri secara ekonomi. Melalui inovasi Bank Sampah Madrasah, MtsN 2 Surakarta menghadirkan program edukatif berbasis aksi nyata yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dan keterampilan hidup (life skills).
Program ini merupakan tindak lanjut dari keberhasilan MTsN 2 Surakarta meraih Juara II SEAMEO-Japan ESD Award 2024 dalam kategori Promoting Lifelong STEM Learning Through Community Engagement. Dalam ajang bergengsi tingkat Asia Tenggara tersebut, MTsN 2 Surakarta mengusung program “Green School Program and Organic Waste Segregation for Realising Renewable Energy” sebagai praktik baik pendidikan lingkungan berbasis komunitas. Program ini dipimpin oleh Indah Kurniawati, guru yang telah menginisiasi keikutsertaan siswa dalam lomba tersebut.
Bank Sampah MTsN 2 Surakarta dikelola secara kolaboratif oleh para siswa yang tergabung dalam Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM), dengan pendampingan dari wali kelas dan guru pembina. Kegiatan dilaksanakan secara rutin setiap hari Sabtu, meliputi pengumpulan, pemilahan, dan penimbangan sampah anorganik.
Jenis dan harga sampah yang diterima antara lain: kardus, kertas HVS, botol plastic, gelas plastic dan lain lain. Setelah ditimbang, sampah-sampah tersebut disetorkan ke Bank Sampah dan dijual kepada pengepul setiap akhir bulan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi media pembelajaran kontekstual, tetapi juga menanamkan tanggung jawab, kedisiplinan, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian ekonomi siswa.
Kegiatan bank sampah ini secara nyata mengajarkan siswa prinsip dasar ekonomi, yaitu bagaimana memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk menciptakan nilai tambah. Dalam mata pelajaran IPS, hal ini mencerminkan kegiatan produksi (mengelola sampah), distribusi (menjual ke pengepul), dan konsumsi (menggunakan hasil penjualan untuk keperluan kelas dan sosial).
Selain itu, siswa belajar memahami mekanisme pasar sederhana, hukum penawaran dan permintaan, serta pentingnya pengelolaan keuangan. Melalui kegiatan ini, siswa juga dikenalkan pada konsep ekonomi sirkular yang mendukung pembangunan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kesadaran akan peran ekonomi dalam menjaga lingkungan.
Koordinator Bank Sampah MTsN 2 Surakarta sekaligus pembina OSIM, Totok Darmanto menyampaikan bahwa program ini membawa banyak manfaat. “Bank sampah membantu menciptakan lingkungan yang bersih, menghasilkan nilai ekonomi dari penjualan sampah yang telah dipilah, bahkan sebagian bisa dimanfaatkan kembali menjadi kerajinan tangan,” ujarnya. Ia juga berharap kegiatan ini dapat dikelola secara berkelanjutan.
“Kegiatan ini bukan hanya soal sampah, tetapi juga soal membentuk kebiasaan hidup bersih dan produktif. Penjualan sampah dilakukan sebulan sekali, dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan kelas atau kegiatan sosial,” tambahnya.
Kepala MTsN 2 Surakarta, Kirno Suwanto menyatakan bahwa program Bank Sampah merupakan wujud nyata integrasi antara pendidikan akademik dan pembentukan karakter. “Anak-anak tidak hanya belajar teori tentang menjaga kebersihan, tetapi juga menerapkannya secara langsung dalam kehidupan. Mereka memahami prinsip 3R: Reduce, Reuse, Recycle,” jelasnya.
Pengawas Madrasah, Sri Hartati memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya program Bank Sampah ini. “Saya sangat mengapresiasi langkah inovatif MTsN 2 Surakarta yang tidak hanya memberikan pendidikan akademik, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan hidup dan kepedulian lingkungan. Ini sejalan dengan visi Kemenag dalam membentuk generasi madrasah yang berakhlak, peduli, dan kompeten,” ungkapnya. Beliau juga berharap agar program ini dapat menjadi inspirasi bagi madrasah lainnya. “Program ini patut dicontoh dan dikembangkan di madrasah-madrasah lain di Kota Surakarta sebagai bagian dari pendidikan karakter dan pembangunan generasi hijau,” tambahnya.
Sebagai Madrasah Adiwiyata, MTsN 2 Surakarta terus berinovasi dalam menyelenggarakan program-program berbasis lingkungan yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs). Pendekatan edukatif yang melibatkan seluruh warga madrasah menjadikan Bank Sampah sebagai instrumen efektif dalam menanamkan kesadaran ekologis sejak dini.
Dampak positif dari program ini mulai terasa di lingkungan sekitar. Banyak orang tua dan warga masyarakat yang terinspirasi untuk menerapkan kebiasaan memilah sampah di rumah, sebagai kontribusi nyata terhadap lingkungan yang sehat dan lestari.
Bank Sampah MTsN 2 Surakarta bukan sekadar tempat pengumpulan limbah, melainkan simbol perubahan dan harapan. Dari tumpukan sampah, lahir kepedulian, kreativitas, serta semangat untuk menjaga kelestarian bumi. Langkah kecil yang dilakukan MTsN 2 Surakarta membuktikan bahwa pendidikan lingkungan yang dikelola secara serius mampu mencetak generasi madrasah yang berkarakter, cinta lingkungan, dan siap menjadi agen perubahan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. (rfh/my)