Kota Surakarta (Humas) – Bimbingan manasik haji tingkat Kota Surakarta tahun 1446 H/2025 M memasuki hari kedua dengan rangkaian materi mendalam terkait kebijakan haji terbaru Arab Saudi dan mitigasi risiko bagi jamaah, khususnya lansia. Kegiatan yang digelar di Kusuma Sahid Prince Hotel, diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta melalui Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) dan dihadiri sejumlah 409 calon jamaah haji (CJH) kota Surakarta dengan estimasi keberangkatan tahun 1446 H/ 2025 M.
Kepala Kantor Kemenag Kota Surakarta Ahmad Ulin Nur Hafsun, membuka sesi materi dengan pemaparan Ta’limatul Hajj (kebijakan pemerintah Arab Saudi) dan layanan selama di Tanah Suci. Beliau menekankan dua pesan kunci. Pertama, niatkan perjalanan ibadah hadi sebagai niat yang baik untuk ibadah dengan sungguh-sungguh. Kedua, mematuhi semua larangan dari Pemerintah Arab Saudi, termasuk larangan keras untuk tidak melakukan aktifitas politik selama haji.
“Untuk itu, dilarang keras membentangkan spanduk ataupun bendera selama di sana. Kegiatan berkumpul juga tidak boleh. Berdasarkan pengalaman saya tahun lalu sebagai Petugas Haji, karena kebutuhan koordinasi, kalau perlu untuk berdiskusi kita lakukan di Lorong-lorong atau koridor antar kamar hotel,” ungkap Ahmad Ulin Nur Hafsun.

Materi yang disampaikan oleh Ahmad Ulin Nur Hafsun mendapat respon interaktif dari peserta manasik. Beberapa pertanyaan yang disampaikankan adalah rekomendasi aplikasi yang bermanfaat bagi Jamaah Haji (Nusuk dan Kawal Haji), jenis layanan transportasi yang tersedia, penyesuaian data seluler dan referensi ketentuan layanan keuangan (ATM berlogo visa dan QRIS).
Sebelum memasuki materi selanjutnya, Petugas Haji Daerah (PHD), Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD), Ketua Kloter dan petugas lainnya mengajak para peserta untuk meregangkan otot sejenak. Dalam sesi selingan tersebut, CJH diajak mempraktekkan senam haji yang direkomendasikan untuk dilakukan ketika berada di pesawat agar sendi dan otot tidak kaku.
Materi kedua disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kecamatan, sekaligus sebagai Pembimbing Ibadah Haji Kloter SOC 90 tahun 202. Fitrotun menceritakan tentang awal mula tema “Haji Ramah Lansia” dikarenakan pada tahun 2023, jamaah haji yang berusia lanjut mendominasi jumlahnya. Dapat dikatakan pula, lonjakan jumlah jamaah lansia pada tahun tersebut melonjak, dari rata-rata sekitar 30.000 orang pada tahun-tahun sebelumnya, menjadi sekitar 61.000 pada tahun 2023.

Karena hal tersebut, diperlukan upaya yang efektif agar penyelenggaraan ibadah haji berjalan lancar, sehingga dirumuskanlah tema “Haji Ramah Lansia”. Materi kedua yang disampaikan hari ini sekaligus menjadi materi penutup dalam rangkaian pelaksanaan bimbingan manasik haji tingkat kota Surakarta tahun 1446 H/ 2025 M. Dengan terselnggaranya kegiatan ini, diharapkan dapat memperkuat peran Kankemenag Kota Surakarta dalam memastikan jamaah haji siap secara spiritual, administratif, dan fisik.
“Jadi Bapak/ Ibu, haji itu harus dengan niat yang baik, tidak dengan nafsu dan emosi kita. Siap nggih, Bapak/ Ibu, Jamaah Haji Kota Surakarta kompak, nggih! Insya Allah kita ketemu lagi di manasik haji tingkat kecamatan,” pesan Ahmad Ulin Nur Hafsun hari ini. (rmd)