Kota Surakarta (Humas) – Minggu (01/12/2024), Kota Surakarta memperingati Hari AIDS Sedunia dengan menggelar acara di Car Free Day, Jalan Slamet Riyadi. Kegiatan yang diinisiasi oleh Komisi Penanggulangan AIDS Kota Surakarta ini banyak mendapat perhatian Masyarakat yang hadir di CFD, terutama yang berada di ruas Perempatan Ngarsopuro.
Tema “Hak Setara Untuk Semua, Bersama Kita Bisa” menjadi semangat utama dalam peringatan tahun ini. Ahmad Ulin Nur Hafsun (Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta) berkesempatan hadir secara langsung, membersamai Teguh Prakosa (Walikota Surakarta), FORKOMPINDA (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Kota Surakarta dan jajaran tamu undangan lintas sektoral lainnya, secara kompak menunjukkan komitmen untuk memerangi HIV/AIDS.
Dalam Laporan Ketua Panitia yang disampaikan oleh Widi Sriyanto, jumlah kasus HIV/AIDS yang ada di Surakarta saat ini telah mencapai 1.410 kasus, dengan rentang usia penderita yang sangat beragam. Hal ini menunjukkan bahwa masalah HIV/AIDS tidak hanya menjadi persoalan kelompok tertentu, melainkan menjadi masalah bersama yang harus segera diatasi.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini. Mulai dari kesehatan hingga pendidikan, kolaborasi lintas sektor terus digalakkan. Namun, Widi menegaskan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu hal yang paling menarik dari kegiatan tersebut datang dari kelompok tari tradisional, kreasi tari modern (dance) dan parodi dari siswa-siswi sekolah menengah atas kota Surakarta yang berpartisipasi dalam karnaval yang merupakan salah satu rangkaian acara. Teguh Prakosa sangat terkesan dengan mereka dan memandang sebagai simbol harapan masa depan yang cerah. Melalui karya seni tersebut, pesan hidup sehat dan bebas dari HIV/AIDS tersampaikan secara kreatif dan mudah dipahami.
Dalam sambutannya, Teguh Prakosa mengingatkan pentingnya peran keluarga. Orang tua harus lebih proaktif dalam memberikan Pendidikan kepada anak-anak dan mengawasi pergaulan mereka. Masyarakat pun harus mengubah stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS.
“Melalui peringatan Hari AIDS Sedunia, kita ingatkan bahwa mereka semua memiliki hak yang sama, hak yang setara dengan kita semua. Pengawasan dari orang tua juga penting. Komunikasi dari orang tua ke anak, harus intens dilakukan. Agar anak ketika mendapat masalah, akan lari ke orang tua, bukan ke temoat lain,” ujar Teguh Prakosa.
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan “Komitmen Bersama Gotong Royong Ngatasi HIV/ AIDS Solo Raya”. Hal ini menunjukkan keseriusan semua pihak dalam memerangi penyakit mematikan ini. Pelepasan burung merpati sebagai simbol perdamaian dan harapan menutup rangkaian acara peringatan Hari AIDS Sedunia di Surakarta.
“Selamat Hari AIDS se-dunia! Hak setara untuk semua, bersama kita bisa!” (rmd)