Surakarta (Humas) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surakarta menggelar kegiatan Monitoring dan Evaluasi Gugus Tugas Kota Layak Anak di Bale Tawangarum, Komplek Balaikota Surakarta, pada Jumat (8/11). Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk FORKOMPIMDA, instansi vertikal, dan OPD Pemkot Surakarta.
Dalam sambutannya, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Purwanti, mengungkapkan pentingnya optimalisasi Gugus Tugas Kota Layak Anak (KLA) untuk menjadikan Surakarta sebagai “Child Friendly City Initiatives” (CFCI). Ia menegaskan, Kota Surakarta telah meraih predikat Kota Layak Anak selama enam tahun berturut-turut, dan kini berencana untuk melanjutkan ke predikat yang lebih tinggi, yaitu Kota Layak Anak Paripurna.
Purwanti juga mengungkapkan sejumlah rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan kualitas KLA di Surakarta, antara lain pengarusutamaan pemenuhan hak anak, perbaikan data status gizi, penguatan jaringan lembaga terkait, peningkatan SDM, dan perbaikan sarana prasarana yang mendukung perlindungan anak.
Ardian Agil Waskito, Analis Kebijakan Ahli Muda Pemenuhan Hak Anak dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah, melanjutkan dengan pemaparan tentang strategi Gugus Tugas KLA. Dalam presentasinya, ia menegaskan bahwa Kota Layak Anak bukan sekadar sebuah penghargaan, melainkan sebuah sistem pembangunan yang memastikan pemenuhan hak anak secara terencana dan berkelanjutan di setiap tahap kehidupan anak.
Ahmad Ulin, Kepala Kankemenag Kota Surakarta, memberikan tanggapan terkait pemaparan tersebut. Ia menggarisbawahi peran penting Kementerian Agama dalam mendukung dua isu utama yang dibahas dalam forum ini, yakni pencegahan pernikahan dini dan imunisasi.
Terkait pernikahan dini, Ahmad Ulin menekankan bahwa pencegahan pernikahan dini membutuhkan keterlibatan orang tua, tokoh agama, dan masyarakat. Ia menambahkan bahwa ada korelasi antara pernikahan dini dengan angka perceraian dan stunting, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia bangsa. “Keluarga yang tidak siap akan melahirkan masalah-masalah sosial yang kontraproduktif bagi kemajuan bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, mengenai imunisasi, Ulin mengingatkan pentingnya imunisasi untuk menciptakan sistem kekebalan tubuh anak dan mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan. Ia juga mengajak semua pihak untuk mendukung program imunisasi, mengingat bahwa agama pun mengutamakan aspek pencegahan dalam setiap bidang kehidupan. “Mari kita dukung program imunisasi sebagai ikhtiar untuk menyehatkan anak-anak kita dan menjaga kemaslahatan bersama,” tandasnya.
Dengan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Kemenag, diharapkan Kota Surakarta dapat terus berkembang menuju predikat Kota Layak Anak Paripurna, dengan pemenuhan hak-hak anak yang semakin optimal. (may)