Kota Surakarta (Humas) – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surakarta melalui kolaborasi antara Seksi Pendidikan Madrasah, Penyelenggara Zakat dan Wakaf, serta Unit Pengumpul Zakat (UPZ), resmi memulai program Tasharruf untuk memberikan bantuan subsidi perbaikan gizi kepada siswa Raudhatul Athfal (RA) di Kota Surakarta pada Kamis (02/10/2024). Program yang menargetkan peningkatan kualitas gizi anak-anak usia dini ini merupakan bagian dari komitmen Kemenag dalam mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting.
Pada tahap awal, lima siswa RA dari berbagai wilayah di Kota Surakarta menerima bantuan subsidi sebesar Rp 100.000 per anak. Bantuan ini merupakan langkah awal dari program yang direncanakan berlangsung setiap bulan dengan nominal yang sama, maksimal diberikan pada tanggal 3 setiap bulannya. Bantuan ini bersumber dari dana zakat yang dikelola oleh UPZ Kemenag Kota Surakarta, sebagai wujud kepedulian terhadap kesehatan generasi muda.
Hidayat Maskur, selaku Kepala Kantor dan Dewan Pembina UPZ, secara simbolis menyerahkan bantuan tersebut kepada para siswa.
” Data dalam program ini kami peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Dan sepertinya akan berpotensi mengalami perubahan, bisa tambah dan bisa kurang,” jelas Hidayat. Hidayat Maskur berharap, kedepannya apabila ada pengurangan jumlah anak penerima bantuan, ini karena jumlah kasus stunting yang ditemukan di kota Surakarta menurun.
Program ini tidak hanya dirancang sebagai solusi jangka pendek, tetapi juga sebagai upaya jangka panjang dalam memperbaiki kualitas kesehatan dan gizi anak-anak. Hidayat menegaskan, Kemenag Kota Surakarta siap mendukung kebijakan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, yang berkomitmen menekan angka stunting di Indonesia. “Kami berharap, jika ada pengurangan penerima, itu karena kasus stunting di Surakarta angkanya menurun, menjadi lebih sedikit,” ujar Hidayat Maskur.
Stunting merupakan masalah kesehatan serius yang saat ini menjadi perhatian utama pemerintah. Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati urutan ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara. Kondisi ini berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak-anak, serta berpotensi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Oleh karena itu, berbagai lembaga termasuk Kemenag terlibat aktif dalam upaya penanggulangannya.
Melalui program Tasharruf ini, Kemenag Kota Surakarta ingin berperan lebih dalam meningkatkan kesehatan anak-anak sejak dini, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Hidayat berharap dengan adanya program ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya perbaikan gizi dan pola makan yang sehat juga ikut meningkat. “Gizi yang baik bukan hanya untuk tumbuh kembang fisik, tetapi juga untuk kecerdasan dan kesehatan jangka panjang,” tambahnya.
Tidak hanya berhenti pada pemberian bantuan, Kemenag Surakarta terbuka pada rencana kerja sama yang lebih luas lagi dengan berbagai instansi terkait program percepatan penurunan angka stunting. Melalui program-program berbasis zakat seperti ini, Kemenag Kota Surakarta menunjukkan bahwa pemberdayaan zakat tidak hanya untuk keperluan ibadah, tetapi juga untuk pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.
Besar harapan agar program Tasharruf ini tepat sasaran dan membawa hasil yang signifikan dalam percepatan penurunan angka stunting di kota Surakarta. (rmd)